PM Canada Dan Komunitas Ahmadiyah Canada

Kamis, 06 November 2008

Ahmadiyah Berlin dan Cak Nun

(Ahmadiyah Berlin dan Cak Nun)
http://www.padhangm bulan.com/ info/4-berita/ 121-ahmadiyah- berlin

Pada kesempatan itu Emha dan Novia menyempatkan bertemu dengan Jemaat Ahmadiyah, berikut ini adalah penuturan Emha yang disampaikan melalui email; Selama ini terdapat kesalahpahaman dan disinformasi serius tentang 'kasus' Ahmadiyah di Indonesia. Berita-berita yang sampai ke masyarakat Ahmadiyah di sejumlah Negara menyebutkan bahwa yang terjadi di Indonesia bukan hanya aktivitas Ahmadiyah dilarang, tapi juga para pimpinan atau Imam-Imam Jemaat Ahmadiyah di Indonesia, dibunuh. Demikian menurut Emha Ainun Nadjib, sesudah perjumpaannya dengan Imam Abdel Basith Thariq (Imam Ahmadiyah di Berlin, Jerman) 24 Oktober 2008 yang lalu.

Pertemuan itu berlangsung di Masjid Khadija, markas Jemaat Ahmadiyah Qodiyan di wilayah yang dulunya terletak di Berlin Timur sebelum reunifikasi dua Jerman beberapa tahun silam. "Kecanggihan teknologi informasi tidak banyak menolong berkurangnya kemungkinan distorsi dan deviasi atau bahkan pembalikan fakta-fakta tentang sesuatu hal, terutama yang menyangkut Islam", katanya.

Jemaat Ahmadiyah dan Kaum Muslimin di Jerman mengalami berbagai 'ujian'. Berdirinya Masjid Khadija mendapat tentangan keras dari pemerintah lokal dan masyarakat setempat yang dulunya adalah rakyat DDR atau Negara sosialisme Jerman Timur yang memang tidak punya pengalaman berinteraksi dengan Ummat Islam. Tidak sedikit di antara masyarakat lokal tersebut yang bukan hanya fobi atau bahkan anti-Islam, tapi juga belum bisa menerima pergaulan dengan "orang asing" dengan Agama apapun. Akan tetapi konstitusi Negara Jerman mensyahkan berdirinya Masjid itu dan secara konsekwen aparat kepolisian menjaga keamanannya.

Pertemuan Emha dengan Imam Ahmadiyah Berlin itu untuk 'memastikan' pandangan Ahmadiyah di kota besar Eropa tentang tiga hal. Pertama, apakah Mirza Ghulam Ahmad itu Nabi atau bukan. Kedua, hujjah atau argumentasi kenabiannya. Ketiga,posisi dan fungsi kitab "Tadzkiroh".

Sejauh ini yang dimengerti oleh banyak kalangan di Indonesia, alasan kenabian Mirza Ghulan Ahmad adalah menyangkut "khataman-nabiyyin" atau penutup para Nabi. Menurut tafsir Ahmadiyah, kata "khatam" bukan bermakna "penutup" melainkan "cincin". Muhammad SAW adalah "cincin"nya para Nabi, semacam mutiara indah para Nabi. Argumentasi kedua menyangkut Hadits Nabi Muhammad SAW tentang pelaku hijrah yang terakhir, di mana Ulama Ahmadiyah berbeda pendapat dengan Ulama lain tentang salah satu kata dari kalimat Hadits itu.

Emha mengatakan Imam Ahmadiyah di Berlin itu menyatakan dengan tegas bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi. Argumentasi utamanya adalah kalau sesudah Muhammad SAW tidak ada Nabi, maka Nabi Isa tidak akan bisa turun lagi ke bumi sebagai Al-Masih atau Messiah atau Ratu Adil.

Akan tetapi dinyatakan kenabian Mirza Ghulam Ahmad sama sekali tidak mengurangi kebesaran dan keagungan Nabi Muhammad SAW. "Justru Mirza Ghulam Ahmad diperintahkan oleh Allah untuk menyebarkan keagungan dan keindahan Rasulullah Muhammad SAW", kata Emha menirukan Abdel Basith Thariq (Imam Ahmadiyah di Berlin), "Muhammad adalah Maestro, Mirza Ghulam Ahmad hanya salah seorang murid beliau, pengagum beliau, pecinta beliau, sehingga kesungguhan cintanya membuat Allah memberinya wahyu dan mengangkatnya sebagai Nabi yang bertugas menyebarkan Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Kitab Tadzkiroh adalah wahyu Allah kepada Mirza Ghulam Ahmad yang dimaksudkan untuk menjunjung keindahan Al-Quran dan turut menyebarkan kebenaran dan keindahannya" .

Di bagian luar maupun dalam Masjid Khadija yang didirikan oleh Jemaat Ahmadiyah itu terdapat berbagai tanda dan tulisan-tulisan sebagaimana yang terdapat pada Masjid Ummat Islam pada umumnya: kaligrafi "Allah", "Muhammad", "Syahadatain" , nama-nama Khalifah Empat, Asmaul Husna, di bagian atap dalam Masjid tertulis ayat "Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub" (Niscaya dengan mengingat Allah-lah ketenangan hati didapatkan). "Semua yang saya kemukakan ini hanya report dan tidak ada opini saya sendiri", kata Emha.




Read More......

Selasa, 04 November 2008

Toleransi Identitas Muslim

Jadikan Toleransi sebagai Modal

October 25, 2008 by zuhairimisrawi

Para pendiri bangsa telah menciptakan Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya penuh toleransi dengan menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai asas dan pedoman hidup bersama.

Keragaman identitas bangsa Indonesia yang sejak awal disadari pendiri bangsa itu kini mulai dinafikan seiring dengan perkembangan dunia yang semakin mengglobal dan kepemimpinan bangsa yang lemah.

Bagi Zuhairi Misrawi, Koordinator Program Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, modal toleransi yang telah dikukuhkan itu masih menjadi toleransi yang pasif. Sebuah bentuk toleransi yang hanya didasari pada kepentingan bersama untuk hidup damai dan harmonis di antara perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan bahasa.

Namun, itu saja tidak cukup. Toleransi pasif harus dikembangkan menjadi toleransi yang aktif. Kebersamaan yang telah terwujud harus menjadi modal dan jembatan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera.

”Toleransi mampu mewujudkan demokrasi dan menyelamatkan bangsa dari keterpurukan dan kemiskinan,” katanya. Toleransi harus menjadi spirit untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial, politik, dan budaya yang menjerat bangsa Indonesia.

Intoleransi

Namun, kini mulai terjadi kemunduran atas rasa dan semangat kebersamaan yang sudah dibangun. Intoleransi menebal yang ditandai dengan meningkatnya rasa benci dan saling curiga di antara sesama anak bangsa.

Hegemoni mayoritas atas minoritas semakin menebal, menggantikan kasih sayang, tenggang rasa, dan semangat untuk berbagi. Kualitas, visi, dan filosofi mulai dikalahkan oleh kuantitas, arogansi, dan provokasi.

Intoleransi muncul akibat hilangnya komitmen politik untuk menjadikan toleransi sebagai jalan keluar mengatasi berbagai persoalan yang membuat bangsa terpuruk. Bangsa Indonesia tak yakin toleransi mampu menjadi solusi atas problematika hidup berbangsa dan bernegara.

Dalam perspektif keagamaan, semua kelompok agama belum yakin bahwa nilai dasar dari setiap agama adalah toleransi. Akibatnya, yang muncul adalah kecenderungan intoleransi dan konflik.

”Padahal, agama bisa menjadi energi positif untuk membangun nilai toleransi guna mewujudkan negara yang adil dan sejahtera,” ujarnya.

Berbagai perkembangan politik, sosial, dan ekonomi global turut memengaruhi menguatnya intoleransi di Indonesia. Sikap konsumtif masyarakat, termasuk dalam pemikiran, membuat bangsa lebih yakin dengan nilai dan ajaran dari luar negeri dibandingkan dengan kemampuan bangsa sendiri untuk menciptakan nilai yang pas bagi bangsa.

Potensi Indonesia

Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia sebenarnya relatif lebih toleran karena Indonesia memiliki kesepakatan politik dan peraturan yang mengatur tentang toleransi. Namun, kebijakan toleransi itu tidak ditopang dengan nilai toleransi yang cukup. Akibatnya, kesetaraan dan kesempatan yang sama untuk membangun bangsa belum dirasakan seluruh anak bangsa.

Jika menguatnya intoleransi tidak segara diatasi negara, Indonesia dapat menjadi negara zero tolerance yang menafikan keragaman. Berbagai peradaban dunia telah membuktikan pengabaian toleransi dalam kehidupan berbangsa dan kegagalan kebijakan politik melindungi keragaman negara dapat menjadikannya sebagai negara gagal.

Namun, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan mampu menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara damai, Indonesia memiliki modal yang besar untuk mengembangkan pemikiran keagamaan yang konstruktif bagi demokrasi dan toleransi. Ditambah dengan nilai budaya yang beragam, Indonesia dapat menjadi produsen pemikiran Islam moderat dan dakwah yang damai.

Kesempatan itu semakin besar akibat kegagalan negara-negara Barat dalam mengembangkan demokrasi dan toleransi. Klaim atas kebenaran dan kebencian kelompok mayoritas atas minoritas semakin menguat seiring dengan gencarnya perang melawan terorisme global.

Di negara-negara Muslim sendiri, semangat untuk menghargai kelompok lain justru semakin berkurang. Sebagian besar negara Muslim juga masih disibukkan oleh persoalan-persoalan domestik yang mengekang kemajuan yang didambakan.

”Model keislaman di Indonesia yang berhasil membangun demokrasi dalam tataran nilai dan praktis mulai dilirik masyarakat global,” katanya.

Indonesia memiliki institusi mandiri yang mampu menyokong pengembangan pemikiran agama yang moderat. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang memiliki visi kebangsaan yang kuat dapat memainkan perannya.

Pesantren-pesantren yang dimiliki NU serta sekolah-sekolah yang dimiliki Muhammadiyah dapat menjadi basis pengembangan pemikiran yang tidak hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat doktrinal, tetapi juga sejarah, filsafat, dan norma keagamaan. Jika nilai-nilai keagamaan yang dikembangkan lembaga- lembaga itu dirumuskan dalam konteks modern, maka nilai-nilai itu akan menjadi sedekah yang sangat berarti dari umat Islam Indonesia bagi dunia.

Mayoritas-minoritas

Persoalan mayoritas-minoritas selalu mengemuka saat membincangkan toleransi. Namun, hal ini dapat diatasi jika prinsip kesetaraan dikedepankan.

Kesetaraan akan terwujud jika dilandasi semangat keterbukaan yang akan membuka wawasan dan hati serta menghilangkan kebencian dan kecurigaan terhadap pihak lain. Kesetaraan juga akan tercapai jika tiap pihak mengakui perbedaan dengan yang lain.

Negara sebenarnya memiliki tanggung jawab terbesar untuk mewujudkan kesetaraan di antara seluruh warganya. Namun, peran ini belum dijalankan negara dan justru diperankan oleh kelompok masyarakat madani.

Keyakinan Zuhairi atas prinsip kesamaan manusia tanpa memandang identitas tak terlepas dari pendidikannya di pesantren. Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Prenduan, Sumenep, KH Muhammad Idris Jauhari, selalu mengajarnya untuk bebas berpikir dan belajar.

Pergaulannya dengan berbagai kelompok masyarakat lintas agama dan bangsa semakin membuka cakrawalanya akan arti penting toleransi (M. ZAID WAHYUDI, Harian Kompas, 17 Mei 2008)
www.zuhairimisrawi.wordpress.com
Read More......

Jumat, 26 September 2008

Puasa Ramadhan

Puasa Mengharap Ridha Allah


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (al-Baqarah [2]:183)

Di dalam ayat ini Allah Taala dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan dari ibadah puasa yang dilakukan adalah untuk mencapai ketakwaan. Artinya sebagai hasil yang diharapkan dari puasa tersebut, harus tercipta satu bentuk kemajuan demi kemajuan dalam hal kedekatan hubungan dengan Allah Taala. Sehingga YM Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)
Dan beliau juga bersabda : Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau. (HR Bukhari)

Oleh karena itu Rasulullah saw menasehatkan, niatkanlah puasa kalian hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah Taala. Jangan pernah meniatkan puasa untuk maksud-maksud yang lain. Sehingga dalam sebuah hadits yang lain ada sebuah riwayat, dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Allah berfirman : Semua amal shaleh anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kalinya, bahkan sampai 700 kalinya, kecuali puasa, sebab puasa adalah milik-Ku dan hanya Aku lah yang akan membalasnya, hal ini dikarenakan seseorang yang berpuasa itu meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku. Orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan, yakni kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika menghadap Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu dalam pandangan Allah lebih harum dari minyak kesturi. Puasa adalah perisai. Jika seseorang sedang puasa, janganlah ia berbuat atau berkata yang tidak senonoh. Jika ada seseorang yang memakinya, hendaklah ia mengatakan : Maaf aku sedang puasa. (HR Bukhari-Muslim)
Dari hadits-hadits ini dapat dipahami bahwa puasa melatih kita untuk melakukan apapun hanya dengan satu tujuan untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala yaitu untuk mencari kesenangan Allah Ta’ala. Ibadah apapun yang kita lakukan tidak akan mendapat berkat apapun kalau tidak diniatkan untuk mencari mardhotillah. Allah Taala berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (al-Baqarah [2]:207)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (al-Baqarah [2]:208)
Kedua ayat ini menjelaskan bahwa, orang-orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah Taala adalah orang-orang yang mampu mempersembahkan ketundukan, kepatuhan, keitaatan dan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah Taala dan Rasul-Nya. Apabila ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah Taala dan Rasul-Nya tidak diupayakan dengan maksimal, maka ridha Allah Taala pun akan semakin menjauh.
Di dalam Tafsir Kabir dalam kaitannya dengan ayat ini, Hdh. Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra menjelaskan: Perhatian mereka adalah hanya untuk mencari kesenangan Tuhan. Mereka telah menyerahkan seluruh jiwanya untuk tujuan itu. Mereka menggunakan berbagai hal di dunia ini bukan karena benda-benda duniawi ini menyenangkan mereka. Akan tetapi karena Hukum Tuhan yang telah membuatnya sebagai sarana pendukung kehidupan sehingga mereka mendapatkan kemudahan di dalam pilihannya untuk mengabdi kepada Tuhan. Dimana mereka meyakini mendapatkan segala sesuatu dari dunia ini tidak atas usahanya sendiri melainkan semuanya berasal dari Tuhan. Untuk berbagai pengabdian kepada-Nya, Tuhan tentu saja yang paling memiliki rasa belas kasih yang lebih besar kepada mereka, dan rasa belas kasih Tuhan kepada mereka memiliki kelembutan seperti adonan kue dengan ragi yang sempurna.

Puasa adalah ibadah yang sangat private, hanya kita dan Allah Taala sendiri yang tahu. Apa niat kita berpuasa, sejauh mana puasa itu membawa perubahan kepada kondisi spiritual dan kerohanian kita, tidak ada yang tahu melainkan diri kita sendiri dan Allah Taala. Oleh karena itu puasa melatih kejujuran kita. Kalau Allah Taala berfirman puasa itu untuk Aku, maka niat kita haruslah semata-mata untuk mencari kesenangan Allah Taala. Misalnya : Ketika berpuasa dia minum secara diam-diam, tidak ada orang lain yang tahu akan tetapi dia sudah membohongi Tuhan. Bukan orang lain yang dia bohongi akan tetapi Tuhan, karena puasa itu tidak ditujukan kepada siapapun melainkan untuk Tuhan. Jadi mencari ridha Allah artinya bukan mencari kesenangan orang tua, saudara, pimpinan, dll akan tetapi selalu memikirkan tindakan dan amalnya harus menyenangkan Tuhan. Dalam hal-hal lain pun hendaknya demikian. Misalkan tentang menaati Amir (pimpinan), dia taat kepada Amir bukan untuk menyenangkan hati Amir tersebut akan tetapi hanya untuk mengharap kesenangan Allah Taala. Kalau kita bekerja dalam pengkhidmatan terhadap agama, hanya mendasarkan semuanya untuk mencari ridha Allah Taala semata, maka Insya Allah sesuai dengan janji-Nya, wa lâ khoufun ‘alaihim wa lâ hum yahzanûn (tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati).

Ada satu kisah yang indah telah dicontohkan oleh seorang Rabia’ah Al-Adawiyyah. Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah tergolong wanita sufi yang terkenal dalam sejarah Islam. Dia dilahirkan sekitar awal kurun kedua Hijrah berdekatan dengan kota Basrah di Iraq. Dia lahir dalam sebuah keluarga yang miskin dari segi kebendaan namun kaya dengan peribadatan kepada Allah. Ayahnya hanya bekerja mengangkut penumpang menyeberangi sungai Dijlah dengan menggunakan sampan. Hidupnya sudah dipersembahkan untuk mengkhidmati Tuhan. Semua yang dilakukannya hanya untuk mengharap ridha Allah semata.

Suatu kali karena terkenal dengan kemakbulan doa-doanya banyak orang yang datang untuk memohon doa kepadanya. Sampai pada suatu waktu ada seorang yang sakit datang minta didoakan supaya segera sembuh dari sakitnya. Dan beberapa waktu kemudian dia datang kembali dalam keadaan telah sembuh dari sakitnya. Setelah mengucapkan terima kasih, dia bertanya : Wahai Rabiah, engkau adalah seorang hamba yang dekat degan Tuhan, sehingga doa-doamu selalu diijabah oleh-Nya. Akan tetapi saya heran, mengapa engkau sendiri dalam keadaan sakit-sakitan yang memprihatinkan sedangkan engkau dan doa-doamu telah banyak membawa kesembuhan bagi orang lain. Apakah doamu untuk dirimu sendiri tidak didengar oleh Tuhan? Lalu Rabiah menjawab : Aku tidak pernah berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkan sakitku, karena aku takut kondisi seperti inilah yang memang Tuhan kehendaki dariku. Kalau aku berdoa untuk kesembuhanku berarti aku tidak mencari keridhoan Tuhan. Biarlah aku dalam kondisi seperti ini, asalkan Tuhan ridho terhadapku .Demikianlah sebuah teladan bagi kita tentang mencari ridha Allah Taala karena masalah ini adalah masalah yang sangat latif (halus). Bagi seorang Rabiah Al-Adawiyyah, berdoa untuk memohon kesembuhan untuk dirinyapun takut dipanjatkannya, karena takut bertentangan dengan keridhaan Tuhan. Maksudnya kalau Tuhan akan memberikan kesembuhan, biarlah Dia berikan kesembuhan kapan pun Dia mau.

Sehingga Rabiah pun biasa mendoa kepada Tuhannya : “Ya Allah jika aku menyembah-Mu karena takut terhadap api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu karena tamak kepada surga-Mu maka haramkanlah aku daripadanya! Tetapi jika aku menyembah-Mu kerana kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, berilah aku kesempatan untuk melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”
Dan doanya lagi : “Wahai Tuhanku! Malam yang akan pergi dan siang pula akan mengganti. Wahai malangnya diri! Apakah Engkau akan menerima malamku ini supaya aku merasa bahagia ataupun Engkau akan menolaknya maka aku diberikan perjumpaan? Demi kemuliaan-Mu, jadikanlah caraku ini kekal selama Engkau menghidupkan aku dan bantulah aku di atasnya. Demi kemuliaan-Mu, jika Engkau menghalauku daripada pintu-Mu itu, niscaya aku akan tetap tidak bergerak juga dari situ disebabkan hatiku sangat cinta kepada-Mu.”

Muhammad Idris-Ramadhan 1429 H







Read More......

Jumat, 19 September 2008

Cara I'tikaf

(Mau Tahu Bagaimana Caranya I'tikaf? Simak Artikel Ini)

Petunjuk Pelaksanaan I’tikaf

Sesuai dengan sunnah YM Rasulullah saw, I’tikaf biasanya beliau lakukan di dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan bunyi matan beberapa riwayat hadits berikut ini :

1. 'Aisyah Radliyallaahu 'anha berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila memasuki sepuluh hari -- yakni sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan-- mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya. HR Bukhari-Muslim. (Kitab Hadits Bulughul Maram)

2. Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anha bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sepeninggalnya. HR Bukhari-Muslim. (Kitab hadits Bulughul Maram)
3. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan."(HR Bukhari)

4. Aisyah r.a. istri Nabi mengatakan bahwa Nabi saw. selalu beri'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan sehingga Allah mewafatkan beliau. Setelah itu para istri beliau beri'tikaf sepeninggal beliau.(HR Bukhari)

Dan YM Rasulullah saw selalu melaksanakan I’tikaf di dalam masjid. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala :
وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dan janganlah kamu campuri mereka itu (istri-istrimu), sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(al-Baqarah [2]:187)
Para mu’takif yang melaksanakan I’tikaf di masjid dapat menggunakan tenda-tenda dari kain untuk dijadikan ruang pelaksanaan I’tikafnya sehingga tidak saling mengganggu peserta I’tikaf yang lainnya. Hal ini juga sesuai dengan bunyi terjemah matan hadits berikut ini :
Aisyah r.a. berkata, Nabi beri'tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari bulan Ramadhan. Maka, saya buatkan untuk beliau sebuah tenda. Setelah shalat subuh, beliau masuk ke dalam tenda itu. (HR Bukhari)
Sehingga sesuai dengan arti dari I’tikaf yaitu berhenti atau berdiam diri, maka para mu’takif yang sedang melaksanakan I’tikaf hendaknya menghentikan diri dari semua aktifitas duniawi selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, dan memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin untuk beribadah kepada Allah Ta’ala dengan memperbanyak tadarus serta tadabbur al-Quran, berdzikir Ilahi, sholat-sholat sunnah maupun nafal, dan kegiatan ibadah lainnya yang bertujuan untuk menambah kedekatan hubungan dengan Allah Ta’ala. Hal ini sesuai dengan hadits berikut ini :
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah Rasulullah saw., beliau bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, tidak seperti pada hari lainnya. (Shahih Muslim No.2009)
Para mu’takif juga tidak diperkenankan mengerjakan hal-hal yang sia-sia selama pelaksanaan I’tikaf, misalnya : banyak bicara dan berbincang-bincang dengan peserta yang lain, bersenda gurau atupun bercanda, berbuat gaduh, dll. Sesuai dengan keterangan hadits berikut ini, maka para mu’takif harus benar-benar memanfaatkan waktunya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala dan banyak melakukan muhasabah diri. Di dalam sebuah hadits diriwayatkan :
'Aisyah Radliyallaahu 'anha berkata: Disunahkan bagi orang yang beri'tikaf untuk tidak menjenguk orang sakit, tidak melawat jenazah, tidak menyentuh perempuan (istri) dan tidak juga menciumnya, tidak keluar masjid untuk suatu keperluan kecuali keperluan yang sangat mendesak, tidak boleh i'tikaf kecuali dengan puasa, dan tidak boleh i'tikaf kecuali di masjid jami'. Riwayat Abu Dawud. Menurut pendapat yang kuat hadits ini mauquf akhirnya. (Kitab Hadits Bulughul Maram)
Bahkan di dalam hadits tersebut disunahkan ketika dalam pelaksanakan I’tikaf untuk tidak menjenguk orang sakit, melawat jenazah, dll walaupun bunyi matan hadits tersebut juga bukan artinya melarang untuk melakukan hal-hal tersebut. Hanya kalau memang tidak benar-benar bersifat darurat dan sangat mendesak maka diusahakan agar para mu’takif tetap berkonsentrasi dalam pelaksanaan I’tikafnya di masjid.
Hal penting lainnya yang harus dipahami oleh para peserta I’tikaf adalah, karena dalam pelaksanaan I’tikaf ini dilakukan bersama-sama dengan para mu’takif yang lain, maka masing-masing peserta harus dapat saling menjaga ketenangan dalam pelaksanaan ibadahnya. Dalam pelaksanaan ibadah pun tidak boleh sampai mengganggu peserta I’tikaf yang lain, misalnya : tilawat al-Quran dengan suara yang sangat nyaring, dll. Hal ini akan berpotensi mengganggu ketenangan dan kekhusyukan pelaksanaan ibadah dari para peserta I’tikaf yang lain.
Semoga Allah Ta’ala meridhoi dan memberkati pelaksanaan I’tikaf di bulan Ramadhan 1429 H ini dengan keberkatan dan karunia yang berlimpah. Amiin

Panitia I’tikaf Masjid Al-Hidayah-Ramadhan 1429 H





Read More......

Rabu, 17 September 2008

Tips Sukses

Bagaimana Memilih Usaha Yang Tepat 


Setelah saya cari-cari di internet mengenai kiat-kiat usaha dan beberapa buku mengenai wiraswasta atau wirausaha, dapat disimpulkan bahwa untuk "memilih usaha apa yang tepat" bukanlah awal yang penting, tapi "keberhasilan memulai usaha itu" adalah suatu hal yang paling penting untuk kita cermati lebih dalam.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa memulai suatu usaha, tentunya suatu usaha yang baik dan sesuai dengan kemampuan dan kesenangan pribadi !. Nah agar ada keberhasilan dalam memulai suatu usaha, tentunya harus ada faktor yang mempengaruhinya. Yaitu,pertama adalah faktor peluang dan yang kedua adalah faktor kesiapan dan kesigapan diri untuk dapat segera memanfaatkan peluang tersebut. Demikian jawaban Ir. Achsan Permas, M.B.A. salah satu pengajar Lembaga PPM.

Kedua faktor tersebut saling berkait atau sulit dipisahkan. Jika kita hanya memiliki salah satu faktor saja, maka kita akan sulit untuk segera memulai usaha. Misalnya ada peluang usaha, namun kita tidak mempunyai kesiapan modal, atau keahlian yang kita miliki tidak cocok dengan peluang tersebut. Maka jelas kita tidak bisa segera memanfaatkan peluang tersebut. Atau kita mempunyai kesiapan modal dan keahlian, namun peluang usaha yang ditunggu-tunggu tidak pernah kunjung datang.

Lalu apa hubungannya antara kedua faktor tersebut diatas dengan pertanyaan sebelumnya mengenai "Bagaimana memilih usaha yang tepat ?"

Seperti telah disimpulkan diatas bahwa keberhasilan usaha bukanlah ditentukan oleh pilihan, namun memulai usaha itulah yang lebih penting. Nah dengan menerapkan kedua faktor itu marilah kita memulai usaha.

PERTAMA, MENILAI KEMAMPUAN PRIBADI

Pikirkan tentang bakat kepribadian yang diperlukan untuk mencapai sukses dalam berbisnis. Apa yang telah kita miliki, apa keahlian kita, apa motivasi kita, kesigapan apa yang ada pada diri kita.

Anda pernah baca artikel mengenai pembuat TAS yang berhasil dari Tajur, Bogor. Sebelumnya dia adalah pengrajin sepatu dan sempat dikirim kePerancis oleh perusahaanya tempat bekerja. Namun ternyata diPerancis dia lebih tertarik dengan bermacam-macam tas yang ada dietalase toko-toko yang ada di Perancis. Setelah pulang dari Perancis. Bukannya membuat sepatu diperusahaan tempatnya bekerja, malah dengan ketekatannya, beliau keluar dari perusahaan dan membuat kerajinan Tas sendiri, seperti apa yang ia idam-idamkan. Setelah dipasarkan kesana kemari, sekarang showroomnya di Bogor setiap Sabtu dan Minggu berjubel peminatnya.

Dengan berbekal keahlian, motivasi, kemauan maka itu merupakan modal untuk memulai mengembangkan usaha. Jadi kalau ingin memilih usaha yang tepat, maka mulailah usaha dari apa yang anda miliki.

KEDUA, BAGAIMANA MENCARI PELUANG USAHA

Peluang usaha sangat banyak disekitar kita. Mulai dari usaha bermodal dengkul sampai usaha yang memerlukan modal tidak sedikit. Dari usaha jual obat dipinggir jalan sampai jual obat di mall dan apotek. Jadi janganlah Anda berpikir saya belum berusaha karena belum ada peluang. Padahal pada umumnya dikarenakan Anda tidak siap atau tidak sigap.

Untuk mudahnya, marilah kita lihat disekitar keliling kita sumber-sumber peluang usaha untuk kita kenali, pelajari dan kita kembangkan lebih lanjut, sehingga kita mempunyai beberapa pilihan usaha yang kita minati dan sesuai kemampuan kita.

Beberapa sumber peluang usaha misalnya :

Buku daftar telepon. Biasa juga disebut buku kuning yang memuat daftar produk atau jasa yang berhubungan dengan usaha kecil. Misalnya Anda berminat dengan perkebunan, maka Anda akan mendapatkan semua klasifikasi yang berhubungan dengan berkebun seperti jenis bunga, arsitek penataan kebun, obat-obatan untuk tanaman dll. Buat daftar mana saja yang Anda sukai.

Koran & Majalah. Anda dapat berlangganan koran atau tabloid yang sering menginformasikan berbagai ide dan peluang usaha, dan juga iklan-iklan yang menawarkan kerja sama dll. Jika Anda membacanya, pikirkanlah peluang bisnis yang ada atau kecenderungan usaha yang mungkin dapat Anda kembangkan lagi.

Hobi & bepergian. Kapan saja Anda bepergian lihat sekeliling dimana Anda berada. Toko-toko pakaian, makanan, bengkel, kerajinan, mebel dan lain sebagainya. Jika Anda menemui sesuatu yang menarik, cobalah Anda tanya dan berdiskusi dengan pemilik usaha tersebut, darimana produknya disuplai, apa usahanya cukup maju, apakah barang yang Anda lihat banyak peminat atau tidak dll. Tehnik bertanyanya terserah Anda, apa pura-pura membeli, menawar, memuji keindahannya, komentar kok pelanggannya banyak dlsb.

Kunjungi Toko Buku. Toko buku selain tempat untuk membeli berbagai buku bacaan atau keperluan sekolah. Namun banyak juga toko buku yang menjual buku berbagai ide usaha. Coba anda lihat-lihat atau minta catalog buku. Mungkin saja ada buku yang memberi ide usaha untuk Anda lakukan. Untuk mudahnya agar tidak semua buku Anda borong, sebaiknya catat saja dahulu judul-judul yang memberikan ide usaha kepada Anda. jika Anda sudah menyeleksi dan mempunyai beberapa pilihan yang paling mendekati keinginan Anda, barulah dibeli.

Teman atau kenalan. Bersilahturahmi kepada teman-teman adalah pekerjaan yang baik sekali dan dianjurkan oleh agama islam. Beritahu mereka tentang minat Anda mencari produk atau usaha tertentu. Tanyakan pada mereka apa yang mereka lakukan. Kalau mereka bergelut dalam dunia bisnis tanyakan bagaimana kondisi terakhir dunia perbisnisan, tanyakan bagaimana mereka memulai bisnis, bagaimana rencana masa depan , bagaimana mereka menilai kebutuhan pasar. Jika usaha yang Anda minati ada diantara mereka, cobalah dekati mereka lebih dalam, misalnya ajak mereka makan siang atau malam, bertamu kerumahnya, berkunjung ketempat usahanya dll.

Masih banyak sumber-sumber informasi peluang yang bisa Anda jajaki, misalnya perpustakaan, distributor, pedagang grosir, pasar, mall, pelanggan dari suatu perusahaan, berbagai ekspor/import, jasa informasi produk lisensi, internet, pameran, bazar, seminar, supermarket dll.

Ingat, agar usaha mencari peluang usaha ini tidak sia-sia, maka setiap ada jenis usaha, jasa atau produk yang Anda temui dan minati, semua itu harus dicatat. Kemudian suatu saat kita lakukan beberapa ketentuan atau kriteria untuk segera mengambil keputusan yang paling tepat atau mendekati pilihan Anda. Tanpa Anda melakukan ini, maka Anda akan terjebak terus untuk mencari peluang usaha. Sehingga jika bertemu teman lama, Anda masih berstatus PENGANGGURAN. Dan kalau Anda ditanya Anda selalu berkata "Saya belum mendapat PELUANG", belum ada usaha yang COCOK dan berbagai alasan lainnya..


KETIGA, KRITERIA MEMILIH PELUANG USAHA

Jika Anda sudah mempunyai daftar beberapa peluang usaha yang sudah Anda survey dengan baik. Maka sudah waktunyalah Anda untuk menentukan pilihan usaha apa yang akan Anda lakukan.

Sebelum Anda menentukan peluang usaha apa, maka cobalah beberapa kriteria analisis ini disimak dahulu untuk memudahkan peluang usaha mana yang akan Anda pilih :

Analisa Modal. Berapa besar modal yang diperlukan untuk bisnis tersebut. Berapa modal yang Anda miliki. Kalau masih kurang, adakah modal lain.

Analisa Penghasilan. Berapa besar keuntungan yang bisa diperoleh dari usaha tersebut. Berapa besar kebutuhan hidup Anda. Kalau masih kurang, masih bisakah cari tambahan lain.

Analisa Sektor Usaha. Apakah sektor ini merupakan salah satu keinginan Anda. Beri urutan, dimana usaha yang paling Anda minati diurutan atas.

Analisa Jam Kerja. Apakah usaha ini akan menyita habis waktu Anda dan keluarga Anda. Atau waktunya normal (jam 08 s/d jam 17), atau waktunya bisa Anda atur sendiri. Tujuh hari atau lima hari seminggu atau terserah Anda untuk mengaturnya berapa hari perminggu.

Analisa prospek. Pelajari keadaan usaha sejenis tersebut saat ini dan masa depan. Dari sekian daftar usaha, mana yang paling memberikan prospek baik saat ini maupun masa depan.

Dan masih banyak lagi ktritea lain yang Anda sendiri bisa tentukan. Setelah itu buatlah daftar peluang usaha apa saja yang Anda temukan sesuai dengan kemampuan diri Anda.

KEEMPAT. PILIHAN TERAKHIR.

Setelah Anda mempunyai urutan atau score/nilai daftar beberapa peluang usaha. Kemudian pilihlah 3 (tiga) peluang mana yang paling sesuai memenuhi kondisi, minat, kemampuan dan kesigapan Anda.

Sebelum penentuan pemilihan terakhir, cobalah periksa kembali kriteria dari setiap pilihan. Tanyakan kepada beberapa teman, mintalah pendapatnya dari ketiga usaha tersebut mana yang paling cocok buat Anda dan beserta alasan. Ingat, apapun pendapat teman Anda, yang menjadi pertimbangan utama Anda adalah tetap KEMAMPUAN dan KEINGINAN ANDA.


Nah, mudah-mudahan dengan beberapa metode diatas Anda semua sudah bisa segera memulai usaha. Sekarang terserah Anda.

Seperti apa yang ditulis oleh Ir. Achsan Permas, M.B.A. Lakukanlah pilihan usaha Anda. Sambil berjalan, usahankan untuk melakukan pengembangan usaha tersebut, terus kembangkan keahlian dan kesigapan Anda, sehingga Anda akan selalu siap dan sigap dalam menangkap peluang yang ada, yang kadang-kadang tidak dapat diduga datangnya. Contohnya krisis moneter saat ini yang merupakan peluang bagi para pengeksport hasil bumi nusantara ini.

http://wirausaha.itgo.com/milih_usaha.htm


Read More......

Selasa, 16 September 2008

Berita Nusantara

FPI  demo Kedubes Arab Saudi karena selama ini  Jama'ah Ahmadiyah selalu naik haji ke Mekkah. Ini beritanya :

Selasa, 16/09/2008 10:58 WIB
Demo Kedubes Arab Saudi, FPI Minta Ahmadiyah Tak Dihajikan
Novia Chandra Dewi - detikNews

Jakarta - Iring-iringan 15 motor dan 1 mobil pick up penuh stereo set rombongan Front Pembela Islam (FPI) tiba di Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi. Massa FPI meminta jemaat Ahmadiyah tak diizinkan beribadah haji.

Sebanyak 50 anggota FPI datang dari markasnya di Petamburan, Jakarta Barat ke Kedubes Arab Saudi, Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (16/9/2008) pukul 10.00 WIB.

"Kita memprotes orang-orang Ahmadiyah untuk berangkat haji. Karena kuota kaum muslim diganti dengan kaum Ahmadiyah," ujar Ustad H Jafar Sidik dalam orasinya.

Mereka juga meminta pemerintah Indonesia dan Arab Saudi mencekal jemaat Ahmadiyah.

"Kami meminta mencekal anggota Ahmadiyah yang sudah mendaftarkan haji dan tidak memberikan visa buat mereka. Supaya mereka tidak menginjak kota Mekah dan Madinah," teriak Jafar yang langsung disambut teriakan takbir para anggotanya.

Tak hanya itu, mereka juga membagi-bagikan selebaran yang berisi tuntutannya. Dalam selebaran itu, mereka juga memprotes berangkatnya anggota Komisi VIII Theodorus JK, yang nonmuslim, memantau pelaksanaan haji di Arab Saudi pada tahun 2005.

Para anggota FPI yang berdiri di pagar Kedubes Arab Saudi dikawal 50 personel kepolisian dan petugas keamanan dalam dari Kedubes. Demo ini menutup 1 lajur dari 3 lajur ke arah Kuningan, sehingga lalu lintas tersendat.(nwk/ asy)
http://www.detiknew s.com/read/ 2008/09/16/ 105841/1006952/ 10/demo-kedubes- arab-saudi, -fpi-minta- ahmadiyah- tak-dihajikan


Read More......

Download

Download Lagu-lagu Indonesia Terbaru
Dapatkan lagu-lagu Indonesia terbaru dengan cara mudah. Download dengan meng-klik judul lagu dibawah ini :



Read More......

Mau Lihat Pesawat Boeing Landing Di atas Mobil?